A.  LATAR BELAKANG

Penerapan kepada anak sejak dini melalui pendidikan karakter dan budi pekerti memang harus dilakukan. Pemerintah telah menggalakkan pentingnya pendidikan karakter bagi siswa di sekolah. Berbagai program yang dicanangkan oleh pemerintah dalam upaya diimplementasikan pendidikan karakter. Kementerian Pendidikan Nasional sudah mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan dari SD sampai Perguruan Tinggi. Tentu saja hal ini dilakukan agar nantinya murid menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang banyak. Pendidikan karakter merupakan pendidikan dengan pendekatan langsung pada muriddengan tujuan menanamkan nilai moral sehingga dapat mencegah perilaku yang dilarang. Pendidikan karakter berhubungan erat dengan psikis individu. Dengan pendidikan karakter, dapat diajarkan pandangan tentang nilai-nilai kehidupan, contohnya kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, hingga keimanan.

    B.  DESKRIPSI DAN ALASAN AKSI NYATA

Salah satu visi saya dalam rancangan tindakan aksi nyata pada modul 1.4 ini adalah menanamkan budaya positif yang nantinya menjadi kebiasaan sehingga karakter murid terbentuk. Kegiatan budaya positif ini tidak hanya bisa diterapkan murid di lingkungan sekolah saja akan tetapi di lingkungan rumah, maupun di lingkungan masyarakat. Kegiatan menanamkan budaya positif ini diharapkan mampu menjadi salah satu solusi dalam membentuk karakter murid yang dimulai dari hal-hal kecil yang nantinya yang akan membawa pengaruh positif dalam perkembangan anak. Karena emperhatikan kondisi sekarang, banyak murid yang memiliki karakter yang tidak terarah dan cenderung berprilaku negative baik di lingkungan sekolah, rumah maupun lingkungan masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dari kemajuan globalisasi saat ini. Kemajuan globalisasi seharusnya menjadi hambatan untuk melupakan apalagi tidak mengamalkan pendidikan karakter. Justru dengan kemajuan globalisasi, pendidikan karakter perlu diamalkan agar kita dapat terhindar dari virus negative yang mungkin terjadi. Sehingga sebagai salah satu visi saya dalam program pendidikan guru penggerak ini adalah menerapkan model budaya 3S (Senyum, Sapa, dan Salam). Budaya 3S ini adalah sebuah bentuk karkater dan kebudayaan Indonesia yang memiliki sebuah arti saling menghormati, saling bertoleransi dalam keakraban, dan saling menghargai. Dengan penerapan budaya 3S ini, yang banyak mengandung nilai-nilai karakter, saya harapkan nilai-nilai tersebut akan tumbuh dan tertanam dalam jiwa murid sehingga dapat membentuk karakter yang positif dalam kehidupannya di masa yang akan datang.

C.  HASIL DARI AKSI NYATA

Dengan penerapan budaya 3S ini, saya harapkan nilai-nilai intrinsik yang ada dalam diri murid tersebut akan tumbuh dan berkembang nilai positif seperti:

1. Budaya Senyum, Senyum adalah gerak tawa tanpa suara yang tercermin pada bibir yang mengembang sedikit. Sering kita dengar bahwa senyum merupakan ibadah. Hal itu mungkin benar, karena saat kita tersenyum berarti kita dalam keadaan bahagia, maka secara tidak langsung kita sudah menyebarkan kebahagian dan aura positif kepada orang lain.Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya sebelum melakukan kegiatan apapun kita awali dengan senyuman. Senyuman yang tulus menjadikan hubungan masing-masing individu menjadi lebih menyenangkan.

2.     Budaya Sapa. Sapa secara sederhana memiliki makna kata-kata untuk menegur. Maka, tegur sapa yang dilakukan dengan ramah yang kita ucapkan, membuat suasana menjadi akrab dan hangat. Saat kita menayapa seseorang, maka berarti kita menunjukkan perhatian, respon, dan simpati kita terhadap orang itu. Sehingga akan muncul rasa dihargai bagi orang yang sedang kita sapa. Hal itu, akan menjadikan kepercayaan diri orang yang kita sapa tadi semakin meningkat.

3.   Budaya Salam adalah pernyataan hormat, selamat, sejahtera, damai, tentram. Yang digunakan untuk mengkomunikasikan rasa hormat kita atas kehadiran orang lain, sebagai bentuk rasa perhatian kita kepada orang tersebut. Salam yang kita lakukan dengan penuh ketulusan, maka akan mampu mencairkan suasana kaku yang ada di sekitar kita. Salam dalam hal ini bukan hanya berarti berjabat tangan saja, namun seperti mengucapkan salam menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

     D.  PEMBELAJARAN YANG DILAKSANAKAN

Adapun hal yang bisa menunjukkan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah merupakan teladan bagi peserta didik dalam membudayakan budaya 3S (Senyum, Sapa, Salam) adalah sebagai berikut:

1)   Pendidik dalam hal ini adalah guru, setiap pagi menyambut peserta didik di depan gerbang sekolah dengan penuh keramahan. Kemudian menyapanya dengan sopan, sedangkan peserta didik dengan sopan santun mengucapkan salam kepada gurunya dan mencium punggung tangan gurunya. Hal itu akan memunculkan energi positif yang akan terbawa sampai proses pembelajaran berakhir.

2)   Pendidik yang masuk ke kelas selalu mengucapkan salam, menyapa dengan sopan dan santun kepada peserta didik.

3)   Apabila dalam proses pembelajaran, peserta didik melakukan kekeliruan. Maka pendidik akan menasehati dengan ramah, sopan, dan santun.

4)   Saat berada di sekolah semua pendidik dan tenaga kependidikan harus lebih berhati-hati dalam bersikap dan berucap, bahkan menanamkan pada dirinya bahwa dialah teladan bagi peserta didik.

5)   Antara pendidik dan semua civitas sekolah harus selalu menerapkan budaya tiga “S” di setiap kali bertemu. Maka akan bisa dirasakan suasana kerja yang memyenangkan.

6)   Peserta didik yang berada di sekolah selalu dengan sadar mematuhi budaya 3S dengan menggunakan kata-kata yang sopan saat bertanya dan berbicara kepada semua civitas sekolah.

7)   Antar peserta didik juga harus ikut membangun budaya 3S satu sama lain, agar dapat dirasakan rasa toleransi, cinta damai, dan meningkatkan rasa peduli sosial diantara mereka.

Demikianlah hal-hal yang dapat dilakukan di sekolah antara semua civitas sekolah dan peserta didik untuk membudayakan budaya 3S (Senyum, Sapa, Salam). Akan tetapi, meskipun budaya 3S telah diterapkan di sekolah, akan lebih optimal jika penanaman karakter peserta didik melalui pendidikan berbasis karakter khususnya dengan membudayakan program 3S, melibatkan semua pihak yang terkait seperti orang tua, maupun masyarakat yang turut berpartisipasi untuk membantu dan mendukung program 3S ini, sehingga karakter peserta didik dapat diarahkan ke arah yang lebih baik.

E.   DOKUMENTASI KEGIATAN

Beberapa dokumentasi kegiatan di sekolah kami :











No comments

Powered by Blogger.